Floor-time diperkenalkan oleh Stanley I. Greenspan dan Serena
Wieder sebagai pendekatan interaktif yang berlandaskan kekuatan relasi
dan struktur keluarga; dan mempergunakan relasi yang sistematik untuk
membantu anak melewati tahapan perkembangan emosi. Anak-anak dengan
kebutuhan khusus kadang-kadang meloncati tahap tersebut sehingga
mengalami kesulitan untuk bisa mencapai tahap berikutnya. Bila terjadi
demikian, floor-time akan mengajak anak kembali ke tahap perkembangan yang terloncati lalu maju perlahan-lahan.
Prinsip utama floor-time adalah mencoba memanfaatkan setiap
kesempatan yang muncul untuk berinteraksi dengan cara yang disesuaikan
dengan tahap perkembangan emosinya. Interaksi tersebut diharapkan
bermula dari inisiatif anak, anak dianggap sebagai pemimpin dan kita
mengikuti minatnya. Bila anak berminat dan termotivasi untuk melakukan
sesualu itu berarti memanfaatkan emosi sebagai titik awal interaksi yang
kemudian akan diperluas dan dikembangkan sedapat mungkin oleh kita
sehingga menjadi lebih bermakna dan timbal-balik.
Tujuan Utama Floor-Time
Enam tahapan perkembangan emosi harus dilalui seorang anak untuk
mencapai kemampuan komunikasi, berpikir dan membentuk konsep diri.
Tujuan utama floor-time (Greenspan, 2006:168) adalah tercapainya
keenam hal tersebut, tetapi karena dari keenamnya ada beberapa hal yang
secara alamiah saling beririsan, maka tujuan utama floor time adalah:
- Mendukung tercapainya atensi mutual dan keintiman/ keterlibatan dan mempertahankannya selama mungkin. Saat anak belajar tetap tenang saat mengeksplorasi dunianya, ia juga akan mengembangkan minat terhadap anda sebagai orang terpenting dalam dunianya. Tujuan kita adalah membantu anak tetap terlibat dengan kita dan menikmati kehadiran kita. (1-2)
- Membantu anak belajar membuka dan menutup siklus komunikasi, dimulai dari yang bersifat gestural dan lama kelamaan berkembang menjadi lebih kompleks, mengerti dan mengekspresikan keinginan, harapan, perasaan, dan kemudian komunikasi yang bersifat problem solving. (3-4)
- Mendukung pengekspresian dan penggunaan perasaan dan ide-ide baik melalui kata-kata maupun bermain pura-pura. Tujuan kita adalah mengembangkan drama dan bermain pura-pura sebagai sarana (5)
- Membantu anak mengkaitkan ide dan perasaan sehingga mencapai pemahaman tentang dunia yang logis dan saling terkait. la belajar berpikir logis (6).
Pedoman Umum
Beberapa garis pedoman umum berikut ini harus selalu diperhatikan dalam melakukan floor-time (Greenspan 2006:171), antara lain:
a) Carilah waktu dimana anda yakin tidak akan ada interupsi
selama 20-30 menit bersamanya. Berapa sering sesi dilakukan sangat
tergantung pada kebutuhan anak dan ‘kesibukan’ orang tua, namun idealnya
8-10 kali sehari.
b) Berusahalah untuk selalu bersikap santai dan sabar, tidak
tergesa-gesa dan tampak yakin. Bila anda merasa tidak sabar, tidak
yakin, tidak tenang, kuatir, dll, maka anak akan segera merasakannya dan
menjadi tidak tenang juga.
c) Berempati terhadap nada emosi anak, tunjukkan/ungkapkan
kepadanya sehingga ia merasa dimengerti dan akan membuat hubungan
(rapport) yang baik dengannya.
d) Waspadalah tentang perasaan anda sendiri karena akan sangat
mempengaruhi interaksi. Misalnya bila sedang kesal menjadi terlalu
menuntut, bila despresif dan tidak gembira membuat anak tidak antusias,
dll.
e) Monitor nada suara dan gestures anda, cobalah sedapat mungkin
‘bergairah, gembira, playfull, suportif sehingga bisa membangkitkan
minat anak untuk bermain dengan anda.
f) Ikuti anak dan kembangkan interaksi sepanjang mungkin.
Anggaplah semua tingkah lakunya bermakna dan merupakan kesempatan untuk
mengembangkan komunikasi dua arah.
g) Beinteraksi sesuai tingkat perkembangan emosi yang dicapainya,
tetapi juga mendorongnya memasuki tahap perkembangan berikutnya,
berinteraksilah dalam kisaran yang berubah-ubah, tergantung keadaan,
aksi serta reaksi anak.
h) Apapun yang ingin dilakukan anak sebaiknya diijinkan, sejauh
tidak menyalahi aturan dasar untuk tidak memukul, merusak, menyakiti.
Bila ia melakukan hal agresif karena kewalahan, tenangkan dia dengan
metode SI dengan sikap yang tegas namun tetap menenangkan.
(Sumber: Kabar PLB)
0 komentar:
Posting Komentar